Salah satu potensi masalah dalam menyewa apartemen adalah potensi konflik dengan tetangga. Meskipun beberapa penyewa menumbuhkan hubungan yang akrab dengan semua tetangga mereka, dan tidak pernah memiliki pertengkaran dengan tetangga hal ini bukan tidak mungkin akan terjadi. Sebagian penyewa apartemen mengalami setidaknya satu kali ketidakcocokan dengan tetangga mereka. Mereka mungkin tidak bermusuhan secara langsung dengan tetangga dalam masalah ini. Tapi kemungkinan akan menyebabkan setidaknya ketegangan-ketegangan kecil dalam situasi bertetangga. Beberapa kasus tertentu menghindari dari ketegangan ini malah dapat menyebabkan masalah semakin memburuk. Namun dalam situasi yang lain membahas masalah ini justru dapat membuat situasi semakin buruk.
Dinding tipis kertas.
Meski bangunan apartemen modern dibangun dengan cukup banyak isolasi, masih ada kemungkinan tetangga di sebelah gedung apartemen mendengar musik, televisi, percakapan atau suara lainnya yang berasal dari apartemen tetangga secara rutin. Hal ini disebabkan oleh dekatnya jarak apartemen satu sama lain dan juga sebagaimana diketahui memiliki setidaknya satu dinding bersama di antara tetangga di dalam sebuah kompleks apartemen. Penyewa harus menyadari hal ini dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari suara keras yang mungkin akan terdengar melalui melalui dinding waktu malam hari atau di pagi hari ketika orang lain sedang tertidur.
Empati terhadap orang lain.
Empati terhadap orang lain adalah salah satu kunci yang bisa membuat penyewa apartemen tinggal lebih lama dan lebih sedikit mengalami konflik. Misalnya, meskipun penyewa bebas mendengarkan musik di apartemen mereka sendiri, mereka harus membatasi volume musik yang keras sampai siang hari. Meskipun tidak mungkin ada warga lain yang ingin tidur.
Warga apartemen juga harus teliti saat menerima tamu. Ini penting karena penyewa bertanggung jawab atas tindakan tamunya. Karena itu penyewa harus memastikan tamunya tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi penghuni apartemen yang lain.
Bila jadwal tidur anda berbeda.
Bila penyewa memiliki jadwal tidur yang tidak biasa maka akan memiliki banyak kesulitan untuk beraktivitas di apartemen. Ini termasuk (namun tidak terbatas) pada penyewa yang bekerja shift malam dan tidur di siang hari. Jadwal tidur yang tidak biasa yang dimiliki penyewa akan membuat mereka lebih rentan terganggu oleh penyewa lain yang menganggap semua orang yang berada di Kompleks apartemen tersebut tidur pada waktu yang bersamaan.
Namun dalam situasi ini penyewa harus berusaha membuat hidup mereka betah dan kerasan di apartemen. Membahas hal ini dengan tetangga tentu saja bermanfaat namun tidak lah realistis mengharapkan tetangga mengikuti jadwal kita pada siang hari. Banyak penghuni apartemen melakukan pekerjaan rumah seperti menyedot debu yang bisa beresonansi ke apartemen penyewa lainnya. Namun meminta tetangga kita untuk melakukan aktivitas tersebut di malam hari justru malah tidak mungkin karena sebagian besar tetangganya akan terganggu bila melakukan aktivitas tersebut.
Inilah sebabnya mengapa penyewa dengan jadwal tidur yang tidak biasa sering diminta untuk melakukan penyesuaian agar situasi kehidupan mereka bisa berjalan dengan normal. Diantaranya mungkin termasuk pembelian dan penggunaan penyumbat telinga saat tidur atau berinvestasi pada mesin white noise yang dapat membantu menghilangkan suara gema dan membuat lingkungan lebih kondusif untuk tidur. Selain itu penyewa dengan jadwal tidur yang tidak biasa harus berusaha lebih lama terjaga disaat sebagian besar tetangga sedang tidur.