Kenapa Gerobak Mie Ayam Jamur  Berwarna Biru?

Diameternya lebih akbar berdasarkan kebanyakan jenis mie pada Indonesia. Memiliki tekstur super lembut dan terasa elastis waktu dikunyah. Alasan yang buat Mie Ayam Jamur  jadi begitu paripurna buat sajian menu cara lain makan siang.

Popularitas Mie Ayam Jamur  luar biasa booming di tanah air. Gerobak Mie Ayam  hadir pada segala penjuru kota dan memiliki nilai proximity pada hati masyatakat. Begitu dekat namun menyimpan satu rahasia massal.

Loh rahasia macam apa? Sadar tidak sadar, secara umum dikuasai gerobak Mie Ayam  di Indonesia menentukan biru sebagai rona utama. Walau misteri tersibak namun hingga sekarang belum terdapat jawaban pasti tentang alasan pada kembali pemilihan rona biru.

Padahal, warna biru dianggap bisa menurunkan kesukaan makan. Artinya, buruk digunakan buat gambaran bisnis kuliner. Biru lebih identik dengan kesejukan dan harmonis bila dipakai sebagai colour image perusahaan air mineral.

“Tidak ada pilihan lain. Kalau ingin dipandang menjual Mie Ayam Jamur  maka wajib memilih rona biru. Saya hanya mengikuti tradisi massal,” ujar Yulianto, pedagang Mie Ayam di tempat Setiabudi Medan.

Ketika berbicara mengenai tradisi, maka tidak bisa dilepaskan menurut informasi sejarah yang melatarbelakanginya. Tentu pendekatan sejarah digunakan supaya dapat menjawab misteri Mie Ayam Jamur  & rona biru.

Beberapa literatur menjelaskan, Mie Ayam Jamur  dibawa oleh para imigran Cina Selatan yg dari berdasarkan pelabuhan Fujian & Guandong. Sejak saat itu, mulai berkembang Vreemde Oosterlingen atau berarti pemukiman warga Timur di Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Kehadiran para imigran tentu melahirkan watak & preferensi kesukaan makan tidak sinkron dengan yang sebelumnya berkembang di masyarakat pribumi. Alhasil, Mie Ayam  lahir sebagai keturunan asli berdasarkan kuliner khas Tiongkok yaitu bakmi.

Layaknya Mie Ayam Jamur , bakmi pula terbuat berdasarkan tepung gandum namun disajikan menggunakan kuah terpisah. Tidak lupa taburan daging babi selalu menyertai sebagai lauk pilihan.

Ketika hijrah ke Indonesia, adaptasi dilakukan menggunakan mengganti babi sebagai daging ayam semur kecap dan kuah nir dibentuk terpisah. Dilakukan sebagai upaya penyesuaian tata cara dan pengecap lokal.

Walau keturunan Tiongkok, tidak lalu menciptakan gerobak Mie Ayam menjadi berwana merah. Padahal warna merah identik dengan kebudayaan Tiongkok. Artinya, alasan pemilihan biru menjadi warna gerobak tidak menggunakan pendekatan sejarah.

“Kalau merujuk dalam budaya Tiongkok yg identik dengan warna merah, maka biru nir mewakili itu,” ujar praktisi hotel, Hafil Ramadhan pada ayo Medan.

Di tanah air, Mie Ayam  tidak dapat dilepaskan berdasarkan Kabupaten Wonogiri. Mirip misalnya kisah pemangkas rambut yang mayoritas asal dari Garut atau pecel lele asli Lamongan, Wonogiri jadi daerah produsen pedagang Mie Ayam Jamur .

Aliran Mie Ayam khas Wonogiri banyak diadopsi oleh para pedagang di Kota Medan. Cirinya bisa dipandang menurut penataan posisi lauk pauk misalnya rabat ayam & sawi panaskan yg diletakan dalam bagian atas mie. Soal racikan bumbu, pedagang berasal Wonogiri jua mempunyai citra spesifik lantaran menggunakan minyak sayur dan lada.

“Kami para pedagang Mie Ayam percaya bila warna biru pertama kali digunakan di Wonogiri. Soalnya mewakili bukti diri ningrat darah biru,” ujar Badrul Adzani, pedagang Mie Ayam Jamur  pada tempat Gegerkalong Medan.

Lain cerita apabila memakai pendekatan fungsi, maka pemilihan rona biru dilihat sebagai solusi yang bijak. Secara ilmiah biru merupakan keliru satu dari tiga warna primer additif selain merah & kuning. Berada diantara warna sian dan nila.

Selain itu, warna biru mempunyai panjang gelombang yg pendek sekitar 450 hingga 490 nanometer. Artinya, warna biru mempunyai kemampuan buat meminimalisir partikel angin dan debu sebagai akibatnya tidak mudah kotor.

Hingga sekarang ayoMedan masih terus mencari fakta di kembali rona biru pada gerobak Mie Ayam Jamur . Kini, abaikan itu tetap menjadi misteri massal yg entah apa jawabnya.